Rabu, 03 April 2013

Hipertensi pada Usia Muda


Hipertensi pada Usia Muda
Pertanyaan :
Selamat sore dok, terima kasih sebelumnya. Saya ingin bertanya tentang penyakit darah tinggi, beberapa hari belakangan ini saya sering kali mengalami pusing. Setelah melakukan konsultasi dengan dokter umum, saya dinyatakan mengalami Hipertensi. Apakah benar penyakit tersebut dapat diderita oleh orang yang masih berumur 22 tahun? Mohon dijawab dok, terima kasih.
Jawaban :

Salam mas Jayadi, semoga tetap sehat dan bugar dalam beraktifitas ya. Sesuai dengan pertanyaan yang dimaksudkan, penyakit tekanan darah tinggi (Hipertensi) dapat diderita oleh orang dengan kriteria muda termasuk kelompok usia 22 tahun. Hal tersebut, terutama pada pasien yang mempunyai riwayat keluarga yang menderita hipertensi dan pola hidup yang tidak sehat, misalnya suka makan makanan yang asin, merokok, tidak berolah raga dan minuman berakohol.
Sebagai tambahan perlu diketahui bahwa Hipertensi adalah suatu penyakit dimana seorang penderitanya mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan saat pemeriksaan tensi darah, nilai normal tekanan darah seseorang adalah 120/80 mmHg.
Gejala penyakit Hipertensi yang dapat muncul seperti sakit kepala, lelah, mual, muntah, sesak nafas hingga kegelisahan. Penyebab utama hipertensi adalah keturunan keluarga (Herediter) yaitu ± 90%, selebihnya (± 10%) karena penyakit lain. Hal terpenting yang dapat dilakukan dalam membantu mengatasi kendala tersebut adalah melakukan pola hidup sehat seperti berolahraga, berhenti merokok, konsumsi makanan sehat serta menghindari stress.
Semoga dengan demikian, maka hidup akan menjadi seimbang dan lebih sehat dikemudian hari ya mas Jayadi, semoga jawaban ini dapat membantu. Bila terdapat kendala lebih jauh, sebaiknya dikomunikasikan dengan dokter terkait, salam sehat. (AZ)

TEH & KOPI HINDARI STROKE...


Washington (ANTARA/Xinhua) - Teh hijau dan kopi mungkin bisa membantu mengurangi risiko terkena stroke terutama jika kedua jenis minuman itu dikonsumsi secara tetap, kata hasil penelitian yang disiarkan pada jurnal asosiasi jantung Amerika, Kamis.
"Ini merupakan penelitian berskala besar pertama yang mempelajari pengaruh gabungan antara teh hijau dan kopi pada risiko stroke," kata Yoshihiro Kokubo, kepala tim peneliti pada Pusat Kardiovaskular dan Saraf Nasional, Jepang.
"Anda bisa membuat sedikit perubahan gaya hidup dengan memasukkan teh hijau sebagai minuman sehari-hari guna mengurangi risiko stroke."

Para peneliti menganalisa kebiasaan minum teh hijau dan kopi pada 83.269 orang dewasa di Jepang dan memantau mereka sedikitnya selama 13 tahun. Mereka menemukan bahwa semakin banyak orang-orang itu minum teh hijau atau kopi, maka semakin rendah risiko terserang stroke.
Orang yang minum sedikitnya secangkir kopi dalam sehari, memiliki risiko terkena stroke 20 persen lebih rendah dibanding mereka yang jarang minum. Orang yang minum sedikitnya dua-tiga cangkir teh hijau dalam sehari mendapat 14 persen lebih rendah risikonya terkena serangan stroke dan orang-orang yang minum sedikitnya empat cangkir mengalami 20 persen lebih rendah terkena stroke dibanding mereka yang jarang minum.
Mereka yang sedikitnya minum dua cangkir kopi atau dua cangkir teh hijau dalam sehari mengurangi 32 persen risiko terkena perdarahan di dalam otak dibandingkan mereka yang jarang minum kedua jenis minuman tersebut.
Perdarahan di dalam otak terjadi ketika pembuluh darah di dalam otak meledak sehingga menyebabkan perdarahan di dalam otak, dan 13 persen serangan stroke terjadi akibat perdarahan tersebut.
Peserta yang dipantau dalam penelitian ini berusia antara 45-74 tahun, dengan gender yang hampir sama, juga bebas dari penyakit kanker dan jantung.
Selama 13 tahun masa pemantauan, peneliti mengulas catatan kesehatan peserta yang dikeluarkan oleh rumah sakit, maupun catatan penyebab kematian, mengumpulkan data sakit jantung dan stroke.
Temuan tersebut diselaraskan dengan data usia, jenis kelamin, faktor gaya hidup seperti kebiasaan merokok, minum alkohol, berat tubuh, pola makan dan kegiatan olahraga.
Teh dan kopi merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air, sehingga diduga hasil penelitian ini akan sama bila diterapkan di Amerika dn negara-negara lain, kata para peneliti.
Belum jelas bagaimana teh hijau bisa mempengaruhi risiko stroke. Kandungan katekin di dalam teh mungkin bisa menjadi pelindung, kata mereka.
Katekin mengandung anti-oksidan, anti-pembengkanan, meningkatkan kemampuan plasma anti-oksidan serta pengaruh anti-trombogenik.(rr)

ANGIN DUDUK......................


APA SIH ANGIN DUDUK……..?
Ghiboo.com - Istilah angin duduk digunakan untuk menggambarkan gejala nyeri dada seperti rasa ditekan, keluar keringat dingin, perut kembung, ulu hati seperti ditusuk-tusuk sehingga menimbulkan rasa mual, dan dianggap lebih parah dari masuk angin biasa.
Langkah yang umum dilakukan adalah dengan minum larutan tolak angin, menggosokkan balsam, atau melakukan kerokan di bagian tubuh yang dirasa sakit. Namun, bisa saja 30 menit kemudian penderita meninggal dunia.
"Itu terjadi pada suami saya. Sehari sebelum meninggal, dia masih mengajak anak-anak bersepeda. Sorenya, mencuci mobil di halaman depan. Esok paginya, dia sehat bugar ketika berangkat kerja."
"Menjelang siang, dia telepon dan mengaku nyeri dada disertai berkeringat gede-gede. Ketika teman kantor mengajaknya makan siang, mereka mendapati suami saya sudah tertelungkup ke atas meja dan tidak bernapas lagi."
"Sebelumnya, dia memang sering mengeluh nyeri di bagian bawah dada. Begitu dikerok, sembuh, makanya kami menduga itu adalah angin duduk," cerita Mercy Sinambela, 38 tahun.
Di dalam dunia medis, istilah angin duduk mengarah pada penyakit jantung yang disebut Sindroma Koroner Akut (SKA). SKA adalah salah satu manifestasi klinis dari Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian.
Gejala awalnya berupa nyeri dada yang disebut angina pectoris, yaitu suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada. Sejauh ini, penderitanya lebih banyak orang dewasa - terutama pria - yang tidak menjalankan pola atau gaya hidup sehat.
"Kasus yang paling banyak terjadi adalah pasien tidak cepat memeriksakan diri meski sudah mengalami gejala-gejala tadi. Jadi jika Anda tiba-tiba merasa nyeri dada, sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik apa pun termasuk melakukan hubungan seksual. Secepatnya pergi ke rumah sakit untuk ditangani oleh ahli jantung atau dokter bagian kardiovaskular," saran dokter Femmy Nurul Akbar, SpPD yang ditemui disela-sela tugas prakteknya sebagai Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Jakarta Selatan.
Angina terjadi saat istirahat dan terus menerus, biasanya lebih dari 15 menit. Angina mengalami peningkatan dengan semakin lama waktu nyerinya atau lebih mudah tercetus.
Melalui sebuah jurnalnya, Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Prof. DR. dr. Teguh Santoso, SpPD, menyarakan agar pasien segera mendapatkan pertolongan tidak lewat dari 15 menit setelah serangan nyeri pertama.
Variasi rasa nyerinya, menurut Profesor Teguh, dada seperti ditekan, diremas-remas yang rasanya menjalar ke leher dan lengan, atau merasa terbakar dengan sesak napas dan keringat dingin. Keluhan dapat merambat ke kedua rahang gigi, bahu, serta punggung. Lebih spesifik, ada juga yang disertai kembung pada ulu hati seperti maag.
Sumber masalah sesungguhnya hanya terletak pada penyempitan pembuluh darah jantung (vasokonstriksi). Penyempitan tersebut menyebabkan sebagian jantung tidak mendapat oksigen dan nutrisi yang cukup, sehingga pasokan darah ke jantung pun tidak seimbang. Kondisi ini akhirnya mengakibatkan kerusakan pada otot jantung yang dapat menyebabkan kematian.
Prof. Teguh mengatakan, satu-satunya pencegahan yang dapat dilakukan hanyalah melonggarkan sumbatan yang terjadi, yaitu dengan memberikan obat antiplatelet (sel pembeku darah) dan anti koagulan. Atau mengantisipasi ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhan oksigen ke jantung dengan nitat, betabloker, dan kalsium antagonis.
"Obat antiplatelet yang paling murah dan gampang, ya aspirin. Selain bermanfaat sebagai pertolongan pertama mengatasi nyeri, obat ini juga untuk melonggarkan kembali pembuluh darah yang tersumbat. Kalau berdasarkan hasil diagnosa dokter Anda menderita gangguan jantung, sebaiknya membawa tablet antiplatelet ke manapun Anda pergi, sebagai pertolongan awal sebelum ke rumah sakit. Berikutnya, ikuti semua saran dokter dalam hal pengobatan medis dan pola hidup sehat. Kesembuhan Anda, tergantung pada kepatuhan Anda pada dokter yang menangani," tegas dokter Femmy. (ib)

PENYAKIT JANTUNG YG SERING DIABAIKAN


Tanda-tanda Serangan Jantung
yang Sering Diabaikan

Oleh: EM YANI ES A GE EM EM E PE DE I

Serangan jantung kini mulai sering menyerang di usia muda. Presenter Ricky Johannes, contohnya. Pria kelahiran  25 September 1967 ini tampak masih sehat dan enerjik, namun ia meninggal karena serangan jantung mendadak hari Jumat (22/3) lalu.

Wajar jika orang dengan kondisi yang "tampaknya sehat" tetap bisa terkena serangan jantung. Sebab, seperti dituturkan ahli jantung Muhammad Munawar MD, PhD, serangan jantung merupakan situasi ketika salah satu cabang pembuluh darah koroner tersumbat tiba-tiba. “Sebagian besar pasien didahului proses penyempitan yang berlangsung sedikit demi sedikit, bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun,” ujarnya.

Akibat penyempitan perlahan itu, kata anggota Tim Medik Presiden tersebut, penderita tidak merasakannya. Pada beberapa pasien, dinding penyempitan menjadi mudah retak (disebut juga rupture plaque), sehingga terjadi gumpalan darah yang menyumbat secara tiba-tiba. “Inilah serangan jantung (mendadak) itu,” ungkapnya.

Ketua Komite Medik pada RS Jantung Binawaluya, Jakarta, ini memaparkan bahwa dari data statistik, penyakit jantung koroner sebagian besar terjadi pada pria berusia di atas 40 tahun. Sedangkan pada wanita, di atas usia 50 tahun.

Kendati demikian, bukan tidak mungkin terjadi pada usia lebih muda. Maklum, penyebab umumnya adalah kolesterol tinggi, merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kegemukan, serta kurang olah raga.

Karena itu, Wakil Ketua Masyarakat Jantung Asia Pasifik ini mengingatkan, yang terpenting adalah pencegahan dini. Mulailah dengan mengecek apakah ada diabetes atau mengidap kadar kolesterol tinggi. Ini bisa dilakukan dengan pemeriksaan darah.

Setelah itu, coba cek kemungkinan adanya penyempitan pada pembuluh darah koroner. Cukup dengan cara sederhana seperti melihat faktor keturunan atau melalui uji latih jantung dengan beban (treadmill test). Jika mau tes dengan teknologi tinggi, bisa saja lewat MSCT (multi slice computed tomography) dan scan nuklir.

“Tetapi harus dipertimbangkan manfaat dan biayanya,” kata ahli yang menyelesaikan studi doktoralnya di Universitas Indonesia itu.

Tanda serangan jantung yang harus diperhatikan adalah sakit pada dada yang menjalar ke tangan, punggung, perut, kadang-kadang leher. Bisa juga ada rasa berat atau panas di dada, serta sesak napas.

Bila kondisi itu terjadi lebih dari setengah jam, dosen senior di Universitas Indonesia ini menyatakan, patut dicurigai adanya serangan jantung. Umumnya disertai keringat banyak, kadang-kadang muntah, sebagian pasien bahkan disertai kejang, seperti yang dialami almarhum Ricky Jo.

“Umumnya kejang itu disebabkan oleh serangan irama jantung yang mematikan (lethal arrhythmia), berupa fibrilasi ventricular,” katanya.

Serangan jantung seperti itu disebut mematikan, karena kalau tidak ada tindakan berupa pemberian kejut energi listrik lewat defibrillator dalam 10 menit, pasien bisa meninggal.  Alatnya itu, umumnya ada di ruang gawat darurat rumah sakit atau ambulans khusus. “Tapi di negara-negara maju, malah ada di tempat-tempat umum semacam bandara atau stasiun kereta api,” ujar Dr Munawar.

Sebagai tindakan pencegahan jika ada tanda-tanda serangan jantung, berikut tips dari ahli jantung, Muhammad Munawar PhD.

1. Jangan menunda-nunda, apalagi malah mengambil tindakan tak perlu seperti dikerok atau dipijat.

2. Minum aspirin dengan dosis 100-320 mg segera.  Kalau ada, berikan tambahan obat antiplatelet yang kuat seperti clopidogrel (300 mg, atu 4 tablet) atau ticagrelor 180 mg. Orang-orang dengan risiko serangan jantung tinggi hendaknya mempunya persediaan obat ini. Obat-obatan nitrat tidak banyak menolong dibanding dengan obat-obat tersebut.

3. Jangan minta pertolongan kepada teman, tetangga, atau dokter keluarga, tetapi teleponlah langsung ke rumah sakit yang siap menangani pasien serangan Jantung. Pastikan bahwa rumah sakit tersebut punya ambulans (atau minta tolong ambulans 118). Siapkan nomor telepon penting ini di ponsel Anda.

4. Pastikan pula rumah sakit yang dihubungi memiliki fasilitas pemberian thrombolisis (bila serangan Jantung masih dalam waktu kurang dari 3 jam) atau fasilitas kateterisasi jantung, dan dokternya siap melakukan tindakan pemasangan ring/stent.