HAKIKAT, CIRI DAN
KOMPONEN BELAJAR MENGAJAR
OLEH. MOH. YANI, S.Ag,MM,M.Pd.I
A.
Hakikat
Belajar Mengajar
Dalam kegiatan belajar
mengajar, anak adalah sebagai subyek dan obyek dari kegiatan belajar
pengajaran. Karena itu inti proses pengajaran adalah kegiatan belajar anak
didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan
dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik dituntut dari segi
fisik dan segi kejiwaan. Fisik, fikiran dan mental haryslah aktif untuk
mencapasi tujuan pembelajaran. Inilah yang dimahsud dengan belajar. Jadi pada hakikatnya
belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah
berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Perubahan fisik, mabuk, gila tidak
termasuk dalam proses belajar. Kegiatan mengajar bagi seorang guru
menghendaki hadirnya sejumlah anak didik. Mengajar pasti secara mutlak
memerlukan keterliban individu anak didik, bila tidak ada anak didik/obyek
didik , siapa yang diajar. Sedang
belajar tidak selamanya memerlukan kehadliran guru.
Guru mengajar dan anak didik yang belajar adalah dwi tunggal dalam perpisahan raga jiwa bersatu antara guru dan anak
didik.
Sama halnya dengan belajar, mengajarpun
pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi
lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan
mendorong anak didik melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya, mengajar
adalah proses memberikan bimbingan /bantuan kepada anak didik dalam melakukan
proses belajar.
Akhirnya, bila hakikat belajar adalah
perubahan, maka hakikat mengajar adalah proses pengaturan yang dilakukan oleh
guru.
B.
Ciri
– ciri Belajar Mengajar.
1.
Belajar
mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu
perkembangan tertentu
2. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi ) yang direncanakan. Didesain
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar dapat mencapai tujuan secara optimal maka
dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur/ langkah –langkah sistematik dan
relevan.
3. Kegiatan belajar
mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. Materi harus
didesain dan disiapkan sebelum berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
4. Ditandai dengan
aktivitas anak didik. Aktivitas anak didik dalam hal ini, baik secara fisik
maupun mental.
5.
Dalam kegiatan belajar mengajar guru berperan
sebagai pembimbing. Guru sebagai desainer akan memimpin
terjadinya interaksi.
6.
Membutuhkan
disiplin, yakni sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa
menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik secara
sadar
7.
Ada
batas waktu. Setiap tujuan diberi wktu tertentu, kapan tujuan itu harus
tercapai.
8.
Evaluasi,
dilakukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah
ditentukan.
C.
Komponen
– komponen Belajar Mengajar
Sebagai suatu sistem kegiatan belajar mengajar
mengandung sejumlah komponen sebagai berikut :
1.
Tujuan.
Tujuan adalah
suatu cita – cita yang ingin di capai dari pelaksanaan suatu kegiatan.
Dalam kegiatan belajar mengajar tujuan
adalah suatu cita – cita yang ingin dicapai dalam kegiatannya. Kegiatan belajar
mengajar tidak bisa dibawa sesuka hati kecuali untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran
adalah suatu cita – cita yang bernilai normatif, dalam tujuan terdapat sejumlah
nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik.
Tujuan adalah komponen yang dapat
mempengaruhi komponen pengajaran lainnya seperti bahan pelajaran, kegiatan
belajar mengajar, pemilihan metode, alat, sumber, dan alat evaluasi.
2.
Bahan Pelajaran.
Bahan
Pelajaran adalah Subtansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar /
Komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pengajaran, sebab bahan adalah inti
dalam proses velajar mengajar yang akan disampaikan kepada anak didik. Ada
dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran , yakni :
1.
Penguasaan bahan pelajaran pokok
Yaitu bahan pelajaran yang menyangkut bidang study
yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya (Disiplin keilmuannya).
2.
Bahan pelajaran penunjang.
Yaitu bahan pelajaran yamg dapat membuka
wawasan seorang guru agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan
pelajaran pokok.
3.
Kegiatan Belajar Mengajar.
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan
dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar. Dalam
kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi
dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi anak didiklah yang
aktif bukan guru. Guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator.
Dalam kegiatan belajar
mengajar guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individual anak didik. Seperti pada aspek biologis, intelektual
dan psikologis,
tujuannya
agar guru mudah dalam melakukan pendekatan kepada setiap anak didik secara
individual. Pemahaman ketiaga aspek tersebut akan merapatkan hubungan antara
guru dan anak didik, sehingga guru mudah pula untuk melakukan pendekatan mastery
learning dalam mengajar.
Mastery learning yaitu salah satu strategi belajar mengajar
pendekatan individual/ kegiatan yang meliputi dua kegiatan yaitu program
perbaikan dan program pengayaan.
4.
Metode
Adalah
suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ada lima macam faktor yang mempengaruhi
penggunaan metode mengajar, yaitu :
a. Tujuan yang berbagai
– bagai jenis dan fungsinya.
b.Anak didik yang
berbagai – bagai tingkat kematangannya.
c.
Situasi
yang bermacam – macam keadaannya
d.
Fasilitas yang bermacam – macam kualitas dan
kuantitasnya.
e. Pribadi guru serta
kemampuan profesionalnya yang berbeda – beda.
5.
Alat
Adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai
tujuan pengajaran. Fungsinya alat sebagai perlengkapan, sebagai pembantu
mempermudah usaha mencapai tujuan dan alat sebagai tujuan.
Alat dapat dibagi menjadi dua macam :
1.
Alat, yaitu berupa suruhan, perintah, larangan dan
sebagainya.
2.
Alat bantu , yaitu berupa globe, papan tulis,
gambar, diagram, slide, video dan sebagainya.
Ahli lain membagi alat pendidikan dan pengajaran menjadi dua pula,
yaitu :
1.
Alat material, seperti alat bantu audiovisual
Aliran realisme berasumsi bahwa belajar
yang sempurna hanya dapat tercapai
dengan menggunakan bahan – bahan audovisual karena mendekati raelitas.
Sifat audio visual sebagai berikut :
a.
Kemampuan untuk meningkatkan persepsi
b.
Kemampuan untuk meningkatkan pengertian
c.
Kemampuan untuk meningkatkan transfer belajar
d.
Kemampuan untuk memberikan penguatan ( Reinforcement )
e.
Kemampuan
untuk meningkatkan retensi (ingatan )
2. Alat nonmaterial.
Seperti tugas, perintah, larangan dsb.
6.
Sumber Belajar.
Adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana
bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang/ Bahan – bahan /
materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal – hal baru bagi si
pelajar.
Yang termasuk dalam sumber belajar, antara lain :
a.
Manusia
b.
Buku/perpustakaan
c.
Bahan/
material
d.
Lingkungan
e.
Aktifitas
f.
Alat
pelajaran/ Media pendidikan.
7.
Evaluasi
Adalah
suatu tindakan/ suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu / Kegiatan
mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan
kapbilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang
dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.
Sedangkan Evaluasi pendidikan
sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala
sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan
dunia pendidikan.
Tujuan Evaluasi adalah sebagai berikut :
1.
Tujuan
Umum :
a.
Mengumpulkan
data – data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam memncapai tujuan yang
diharapkan
b. Memungkinkan pendidik
menilai aktivitas/pengalaman yang didapat
c. Menilai metode
mengajar yang dipergunakan.
2.
Tujuan
Khusus :
a.
Merangsang
kegiatan siswa
b. Menemukan sebab –
sebab kemajuan atau kegagalan
c. Memberikan bimbingan
yang sedsuai dengan kebutuhan , perkembangan siswa
d. Memperoleh bahan
laporan tentang perkembangan sisw yang diperlukan orang tua/ lembaga pendidikan
e. Untuk memperbaiki
mutu pelajaran/ cara belajar dan metode mengajar.
3.Fungsi Evaluasi :
a.
Untuk
memberikan umpan balik ( feed back) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki
proses belajar mengajar, serta mengadakan perbaikan program bagi murid
b.
Untuk
memberikan angka yang tepat tentang kemajuan
atau hasil belajar dari setiap murid
c. Untuk menentukan
murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat.
d. Untuk mengenal latar
belakang murid yang mengalami kesulitan
– kesulitan belajar.
BERBAGAI
PENDEKATAN DALAM BELAJAR
MENGAJAR
A.
Pendekatan
Individual
Pendekatan yang dilakukan dengan melihat
karakteristik masing – masing anak didik yang berbeda dari satu anak didik
dengan anak didik yang lainnya.
Karakteristik
yang berbeda itu antara lain : Cara mengemukakan pendapat, cara berpakaian,
daya serap, tingkat kecerdasan dan lain sebagainya. Pendekatan ini bertujuan
untuk menuntaskan strategi belajar tuntas atau mastery learning.
Beberapa kasus yang dapat diselesaikan
dengan menggunakan pendekatan Individual, misalnya : Untuk menghentikan anak
didik yang suka berbicara, caranya dengan memisahkan / memindahkan salah satu
dari anak didik tersebut pada tempat yang terpisah dengan jarak yang cukup
jauh. Anak didik yang suka bicara ditempatkan pada kelompok anak didik yang
pendiam.
Sedangkan dalam pengajaran, pendekatan
Individual sanagt penting dalam pengelolaan kelas, pemilihan metode.
B.
Pendekatan
Kelompok.
Pendekatan
kelompok digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik, hal
ini disadari karena anak didik merupakan sejenis homo socius, yakni makhluq
yang berkecendrunagan untuk hidup bertsama.
Pendekatan
kelompok adalah pendekatan yang digunakan bagi anak didik yang mempunyai
kekurangan dan kelebihan dalam pengetahuannya. Yang mempunyai kelebihan dengan
ikhlas mereka mau membantu mereka yang mempunyai kekurangan. Sebaliknya bagi yang mempunyaikekurangan
dengan rela hati mau belajar tanpa ada rasa malu dan minder.
Dalam memggunakan pendekatan kelompok guru harus mempertimbangkan bahhwa
hal itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas belajar pendukung, metode
yang akan dipakai sudah dikuasai dan bahan yang akan diberikan kepada anak
didik.
C.
Pendekatan
Bervariasi.
Pendekatan
bervariasi digunakan untuk menghadapi anak didik yang banyak mempunyai masalah
/ masalah yang bervariasi / Pendekatan yang bertitik tolak dari konsepsi bahwa
permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak dalam belajar bermacam – macam.
Misalnya,anak
didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka berbicara akan berbeda
pemecahannya dasn menghendaki pendekatan yang berbeda – beda.
D.
Pendekatan
Edukatif.
Pendekatan
Edukatif adalah pendekatan yang dilaksanakan bahwa setiap tindakan , sikap, dan
perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk
mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, susila, moral, sosial dan
agama.
Contoh
pendekatan Edukatif adalah Ketika lonceng berbunyi tanda masuk kelas, anak –
anak jangan dibiarkan masuk dulu, tetapi suruhlah mereka berbaris di depan
pintu masuk dan perintahkanlah ketua kelas untuk mengatur barisan, dsb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar